Informasi dari Linksumsel.co.id menyebutkan bahwa Dolar Amerika Serikat (AS) kembali menunjukkan keperkasaannya terhadap Rupiah, menembus level Rp16.000. Kenaikan ini terjadi di tengah kekhawatiran global terhadap sejumlah faktor ekonomi makro. Berdasarkan data RTI pada Senin, 16 Desember 2024, kurs Dolar AS tercatat di angka Rp16.019, mengalami penguatan 29 poin atau 0,18% dibandingkan hari sebelumnya.
Related Post
Pelemahan Rupiah ini, menurut Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah ekspektasi penurunan suku bunga dari beberapa bank sentral dunia. "Didorong oleh data indeks harga produsen (PPI), kekhawatiran pemulihan ekonomi Tiongkok, dan proyeksi kebijakan moneter yang cenderung longgar dari bank-bank sentral global," jelas Josua.
Lebih lanjut, Josua menjelaskan bahwa ketidakpastian terkait pemulihan ekonomi Tiongkok turut berperan besar. Janji-janji pemerintah Tiongkok dinilai kurang meyakinkan pasar, khususnya terkait antisipasi perang dagang dengan Amerika Serikat. Hal ini menyebabkan menurunnya kepercayaan investor dan memicu kekhawatiran terhadap prospek ekonomi Tiongkok di masa depan.
Secara mingguan, Rupiah tercatat melemah 0,91% terhadap Dolar AS. Meskipun sempat bergerak sideways pada pekan lalu, depresiasi Rupiah terlihat lebih signifikan di akhir pekan. Situasi ini menjadi perhatian mengingat dampaknya terhadap perekonomian domestik dan investasi asing. Perkembangan terkini ini perlu dipantau secara ketat untuk mengantisipasi potensi dampak lebih lanjut terhadap nilai tukar Rupiah.
Tinggalkan komentar