Informasi yang dihimpun dari Linksumsel.co.id menyebutkan, kasus polisi tembak polisi di Mapolres Solok Selatan, Sumatera Barat, diduga kuat terkait dengan praktik beking tambang ilegal. Kapolda Sumatera Barat, Irjen Suharyono, mengungkapkan bahwa Polres Solok Selatan tengah menangani kasus tambang galian C ilegal. Tragedi berdarah ini terjadi saat aparat kepolisian hendak melakukan tindakan hukum terhadap aktivitas tambang tersebut.
Related Post
Irjen Suharyono menjelaskan, sebelum peristiwa penembakan terjadi, AKP URA, korban penembakan yang juga Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, tengah melakukan pendekatan hukum terhadap aktivitas tambang ilegal. Namun, seorang perwira polisi, yang kini berstatus tersangka, justru melawan upaya penegakan hukum tersebut. AKP URA, yang selama ini konsisten mengusut dugaan tambang ilegal dan telah beberapa kali mendapat apresiasi langsung dari Kapolda, akhirnya menjadi korban dari tindakan brutal rekannya sendiri.
Kapolda mengaku sangat terkejut dan kecewa atas kejadian ini. Ia menegaskan bahwa tindakan tegas akan diambil terhadap pelaku, termasuk upaya pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) dalam waktu seminggu. AKP URA, yang meninggal dunia akibat penembakan tersebut, jenazahnya kini berada di RS Bhayangkara Padang dan akan diterbangkan ke Makassar, kampung halamannya. Kasus ini menjadi sorotan tajam dan mengungkap sisi gelap penegakan hukum yang ternodai oleh kepentingan pribadi dan dugaan keterlibatan dalam bisnis tambang ilegal. Investigasi mendalam akan dilakukan untuk mengungkap seluruh jaringan dan aktor di balik peristiwa tragis ini. Publik menantikan proses hukum yang transparan dan adil untuk memberikan keadilan bagi korban dan mencegah terulangnya kejadian serupa.
Tinggalkan komentar