Informasi yang dihimpun Linksumsel.co.id menyebutkan Gunung Semeru, yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, mengalami erupsi beberapa kali pada Sabtu pagi (28/12). Kejadian ini menandai peningkatan aktivitas vulkanik gunung berapi tersebut. Erupsi pertama tercatat terjadi pukul 00.40 WIB, memuntahkan kolom abu setinggi 700 meter di atas puncak, atau setara dengan 4.376 meter di atas permukaan laut (mdpl). Warna abu teramati putih hingga kelabu dengan intensitas sedang, mengarah ke utara. Laporan dari petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto, menyebutkan erupsi masih berlangsung saat laporan pertama dibuat.
Related Post
Aktivitas vulkanik Semeru tak berhenti sampai di situ. Dua kali erupsi susulan terjadi, masing-masing pada pukul 03.06 WIB dan 05.21 WIB. Erupsi kedua menghasilkan kolom abu setinggi 400 meter di atas puncak (4.076 mdpl), sementara erupsi ketiga kembali mencapai ketinggian 700 meter di atas puncak (4.376 mdpl). Karakteristik abu dan arah penyebarannya tetap sama dengan erupsi pertama. Liswanto menegaskan bahwa erupsi masih berlangsung saat laporan-laporan tersebut dibuat.
Menyikapi situasi ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan status Gunung Semeru pada level Waspada. Sejumlah rekomendasi dikeluarkan, termasuk larangan aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan hingga radius delapan kilometer dari puncak. Aktivitas di luar radius tersebut juga dibatasi, dengan larangan beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena potensi awan panas dan aliran lahar. Radius tiga kilometer dari kawah/puncak juga dinyatakan sebagai zona berbahaya karena potensi lontaran batu pijar. Masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, lahar hujan, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Semeru, terutama Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.
Tinggalkan komentar